Seminar Unhan dan FSI: Mengurai Diplomasi Pertahanan China dan Implikasinya bagi Indonesia

Seminar Unhan dan FSI: Mengurai Diplomasi Pertahanan ChinaSeminar Unhan dan FSI: Mengurai Diplomasi Pertahanan China

Seminar Unhan dan FSI: Mengurai Diplomasi Pertahanan China dan Implikasinya bagi Indonesia – Pada tanggal 31 Oktober 2024, Universitas Pertahanan (Unhan) dan Forum Sinologi rtp live Indonesia (FSI) menggelar seminar bertajuk “Diplomasi Pertahanan China di Asia Tenggara: Peluang dan Tantangan bagi Indonesia.” Seminar ini di adakan di Jakarta dan di hadiri oleh berbagai pakar, akademisi, dan praktisi di bidang keamanan dan hubungan internasional. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang seminar tersebut, topik-topik yang di bahas, serta implikasi dari diplomasi pertahanan China bagi Indonesia.

Baca juga : 5 Pendidikan Cemerlang Sekolah Terbaik di Malaysia Tahun 2024

Latar Belakang Seminar

Seminar ini merupakan kolaborasi antara Fakultas Keamanan Nasional (FKN) Unhan, FSI, dan Indonesian Maritime Security Initiative (Indomasive). Tujuan utama dari seminar ini adalah untuk mengurai dan menganalisis diplomasi pertahanan China di Asia Tenggara, serta memahami peluang dan tantangan yang di hadapi Indonesia dalam konteks tersebut.

Topik dan Pembicara Utama

Seminar ini menghadirkan beberapa pembicara utama yang memiliki keahlian dan pengalaman luas di bidang keamanan dan hubungan internasional. Beberapa pembicara utama yang hadir antara lain:

  1. Laksamana Muda TNI (Purn) Budiman Djoko Said: Mantan Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) dan Dosen FKN Unhan. Beliau membahas tentang strategi diplomasi pertahanan China dan implikasinya bagi keamanan maritim Indonesia.
  2. Ristian Atriandi Supriyanto, M.Sc.: Dosen Hubungan Internasional Universitas Indonesia. Beliau memberikan perspektif akademis tentang dinamika hubungan China dan negara-negara slot server kamboja Asia Tenggara, serta bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan peluang yang ada.
  3. Johanes Herlijanto, Ph.D.: Ketua FSI dan Dosen Universitas Pelita Harapan. Beliau memandu diskusi dan memberikan analisis tentang peran diplomasi pertahanan dalam menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah.

Diplomasi Pertahanan China: Peluang dan Tantangan

Diplomasi pertahanan China di Asia Tenggara sering kali di ibaratkan sebagai “pedang bermata dua.” Di satu sisi, China berusaha mempererat kerja sama dengan negara-negara di kawasan ini, termasuk Indonesia. Namun, di sisi lain, China tetap bersikukuh mengklaim sebagian besar Laut China Selatan sebagai miliknya, yang sering kali menimbulkan ketegangan dengan negara-negara tetangga.

Peluang bagi Indonesia

  1. Kerja Sama Ekonomi dan Militer: China menawarkan berbagai peluang kerja sama ekonomi keluaran hk dan militer yang dapat di manfaatkan oleh Indonesia untuk memperkuat pertahanan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
  2. Transfer Teknologi: Melalui kerja sama dengan China, Indonesia dapat memperoleh akses ke teknologi militer dan maritim yang lebih canggih, yang dapat meningkatkan kapabilitas pertahanan nasional.

Tantangan bagi Indonesia

  1. Kedaulatan Wilayah: Klaim China atas sebagian besar Laut China Selatan, termasuk wilayah yang berada di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia, menimbulkan tantangan serius bagi kedaulatan dan keamanan maritim Indonesia.
  2. Ketegangan Regional: Agresivitas China di wilayah Laut China Selatan dapat memicu ketegangan regional yang berdampak negatif bagi stabilitas kawasan Asia Tenggara.

Strategi Indonesia dalam Menghadapi Tantangan

Dalam seminar ini, beberapa strategi yang di usulkan untuk menghadapi tantangan diplomasi pertahanan China antara lain:

  1. Penguatan Diplomasi Multilateral: Indonesia perlu memperkuat diplomasi multilateral dengan negara-negara ASEAN untuk menghadapi klaim China secara kolektif. Kerja sama regional dapat meningkatkan posisi tawar Indonesia dalam negosiasi dengan China.
  2. Peningkatan Kapabilitas Militer: Indonesia perlu terus meningkatkan kapabilitas militer dan maritimnya untuk menjaga kedaulatan wilayah dan menghadapi potensi ancaman dari luar.
  3. Pengembangan Kode Perilaku (Code of Conduct): Indonesia dapat mendorong pengembangan dan implementasi kode perilaku di Laut China Selatan untuk mengatur aktivitas militer dan mencegah konflik di wilayah tersebut.

Kesimpulan

Seminar Unhan dan FSI tentang diplomasi pertahanan China di Asia Tenggara memberikan wawasan yang mendalam tentang peluang dan tantangan yang di hadapi Indonesia. Melalui diskusi dan kolaborasi, seminar ini di harapkan dapat membantu Indonesia dalam merumuskan strategi yang efektif untuk menjaga kedaulatan dan keamanan wilayahnya. Dengan memahami dinamika diplomasi pertahanan China, Indonesia dapat memanfaatkan peluang yang ada dan menghadapi tantangan dengan lebih baik. Semoga artikel ini dapat memberikan informasi yang lengkap dan bermanfaat bagi pembaca.